Gy3ZRPV8SYZ53gDjSFGpi7ej1KCaPY791pMbjB9m
Bookmark
Kalimat apa saja yang anda kehendaki (ketika tersorot oleh kursor)

Buddha Gautama Wujud dan Kehadiran Buddha


Buddha Gautama Wujud dan Kehadiran Buddha
Buddha tidak hanya dapat diketahui dengan hanya melihat wujud dan sifatNya semata-mata, karena wujud dan sifat luar tersebut bukanlah Buddha yang sejati. Jalan yang benar untuk mengetahui Buddha adalah dengan jalan mencapai Pencerahan Sempurna. Buddha sejati tidak dapat dilihat oleh mata manusia biasa, sehingga Sifat Agung seorang Buddha tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Namun Buddha dapat mewujudkan diriNya dalam segala bentuk dengan sifat yang serba luhur. Apabila seseorang dapat melihat jelas wujudNya atau mengerti Sifat Agung Buddha, namun tidak tertarik kepada wujudNya atau sifatNya, dialah yang sesungguhnya yang telah mempunyai kebijaksanaan untuk melihat dan mengetahui Buddha dengan benar.
Buddha di Rumah
Fu-hauzi adalah seorang pemuda yang berwatak tidak sopan terhadap ibunya yang sudah tua dan tinggal sendirian bersamanya. Fu-hauzi selain malas juga pemarah sekali, sehingga ibunya yang masih bekerja sendirian tersebut sering menjadi obyek amarahnya. Tetapi ibunya tetap sabar dan mengasihi anak tunggalnya tersebut.
Sampai suatu hari, pemuda ini mendapatkan khabar bahwa di seberang lautan dekat puncak gunung, terdapat seorang Buddha yang sangat sakti dimana setiap permintaan dapat dipenuhinya. Fu-hau-zi yang memang sifatnya malas, berminat untuk bertemu Buddha tersebut agar dapat langsung memperoleh kesaktian sehingga tidak perlu susah bekerja. Maka berangkatlah Fu-hauzi seorang diri yang tentunya tanpa pamit kepada ibunya.
Sampai di gunung seberang, dia bertemu dengan seorang bhikshu tua sederhana yang telah berjenggot, maka diapun bertanya , "Kakek tua, saya ingin bertemu dengan Buddha". Kakek tua tersebut yang mengetahui pemuda ini, menyahut, "Anak muda, sekarang Buddha itu sedang menunggu di rumahmu. Ciri-cirinya adalah berpakaian terbalik dan sandal yang terbalik yang akan menyambutmu di depan pintu rumahmu. Pergilah menemuinya karena dia telah lama menunggumu."
Merasa girang bahwa rupanya Buddha telah datang ke rumahnya dan menungguinya, maka Fu-hauzi segera pulang ke rumah sambil berpikir dalam hati, "Sungguh sakti Buddha tersebut, dan sungguh beruntung saya karena telah ditunggui oleh Buddha di rumah". Sesampai di depan pintu rumahnya, segera Fu-hauzi menggedor pintu dan memanggil nyaring ibunya untuk membukakan pintu. Ibunya yang sedang tidur siang, terkejut dan karena khawatir membuat anaknya marah serta senang juga mendengar anaknya telah kembali setelah pergi sekian lama tanpa permisi ,maka dengan tergopoh-gopoh ibu tua ini memakai baju terbalik dan sandal terbalik. Segera dibukakannya pintu rumah, pemuda ini melihat persis ciri seorang Buddha yang digambarkan oleh bhikshu tua di gunung seberang, yang malah menangis memeluknya. Segera Hauzi berlutut di depan ibunya dan sadar akan tabiat buruknya selama ini. Sejak itu Hauzi menjadi anak yang berbakti dan bekerja dengan rajin.
Demikianlah Buddha adalah Pencerahan Sempurna, sehingga tidak dapat dicari dari bentuk luar saja karena tidak berbentuk dan berwujud. Tubuh Buddha merupakan badan abadi yang perwujudanNya adalah Kebijaksanaan. Pencerahan Sempurna memperlihatkan diri sebagai cahaya kebijaksanaan yang membangkitkan orang ke dalam suatu kehidupan baru dan menyebabkan mereka terlahir di tanah Buddha.
Ajaran esoterik menguraikan Buddha memiliki tiga rangkap badan [Tri-Kaya], yaitu Dharma-Kaya, Sambogha-Kaya dan Nirmana-Kaya. Dharma-Kaya adalah sumbernya Dharma, dimana merupakan kesunyataan sebagai hakikat yang hakiki tanpa bentuk dan warna. Buddha sebagai perwujudan Dharma-Kaya selalu berada di seluruh alam semesta, tidak peduli apakah orang percaya atau tidak percaya pada keberadaanNya. Sambogha-Kaya merupakan sifat Agung Buddha yang merupakan gabungan Kasih Sayang dan Kebijaksanaan. Sambhogha-Kaya berwujud sebagai kekuatan atau cahaya yang hanya dapat dirasakan secara rohani, dan diwujudkan dalam bentuk simbol dari kelahiran dan kematian. Nirmana-Kaya merupakan Buddha Hidup atau Manusia Buddha yang berarti perwujudan fisik dari seorang Buddha, dalam usaha melaksanakan misiNya kepada manusia sebagaimana tercermin pada tubuh Buddha Gautama. Buddha Gautama dengan menggunakan perwujudan Nirmana-Kaya membimbing umat manusia, agar dapat terbebaskan dari penderitaan karena umur tua dan kematian. Dalam perwujudanNya sebagai Nirmana-kaya, terdapat Buddha Masa Lalu, Buddha Sekarang dan Buddha Yang Akan Datang. Buddha Masa Lalu adalah sebelum kehadiran Buddha Gautama, yaitu Buddha Kanogamana, Buddha Kakusundha dan Buddha Kassapa. Sedangkan Buddha Yang Akan datang sebagaimana sabda Buddha Gautama adalah Buddha Maitreya [Metteya], yang sekarang masih bertugas sebagai Bodhisattva dan berdiam di Tanah Suci Tusita. Buddha Gautama bersabda, bahwa Bodhisattva Maitreya akan menjadi Buddha Yang Akan Datang 5.000 tahun setelah Parinibbana Buddha Gautama, atau menurut perhitungan lain yaitu 5.670.000.000 tahun manusia.

Bacaan Selanjutnya: to be beautiful

Kehadiran seorang Buddha yang telah mencapai Pencerahan Sempurna untuk mengajarkan Dharma di dunia ini sangatlah jarang terjadi. Kehadiran Buddha di dunia ini, karena terpanggil oleh jeritan penderitaan umat manusia. Muncul dan hilangnya Buddha merupakan suatu kenyataan dari hukum sebab akibat yang saling bergantungan, namun Kebuddhaan selalu ada dan dalam keadaan yang sama. Untuk itu sebagai umat Buddha hendaknya selalu tetap pada Jalan Pencerahan Sempurna, sehingga dapat mencapai kebijaksanaan sempurna, dimana tidak terpengaruh oleh kehadiran Buddha. Bentuk asli Buddha pada hakekatnya tidak akan muncul atau lenyap. Buddha selalu ada di sekeliling kita, dan di dalam diri kita, namun sering kita tidak menyadarinya.
Buddha Gautama bersabda: "Sekarang Aku ingat, Ananda, ketika Aku masuk ke dalam kumpulan orang-orang penting, orang-orang religius, perumahtangga, orang-orang dari kepercayaan lain, dan beragam dewa; sebelum Aku duduk dan berbicara kepada mereka, Aku mengubah diriKu sendiri menjadi seperti mereka, berbicara seperti mereka. Tatkala Aku telah selesai membabarkan Ajaran, mereka sangat gembira. Namun, mereka tidak mengetahui siapa Aku, bahkan setelah Aku tiada!" (Mahaparinibbana-sutta)

Selama matahari dan bulan tidak terbentuk, tidak terdapat cahaya cemerlang dari cahaya agung, tidak terdapat sinar agung; yang ada hanya kegelapan dan tanpa penglihatan.

Tidak ada siang maupun malam, tidak ada bulan, setengah bulan maupun musim-musim yang berganti. Namun ketika matahari dan bulan terbentuk, terdapatlah cahaya cemerlang dari cahaya agung, sinar agung; kegelapan dan tanpa penglihatan tidak lagi ada. Siang, malam, bulan, setengah bulan dan musim-musim berganti.

‘Dengan cara yang sama, selama sang Tathagata, Yang Mulia, Buddha Yang Tercerahkan Sepenuhnya tidak ada, maka tidak terdapat cahaya cemerlang dari cahaya agung (Dhamma), tidak terdapat sinar agung; yang ada hanya kegelapan dan tanpa penglihatan.


Tidak ada penegasan, tidak ada yang memperjelas Empat Kebenaran Mulia. Namun ketika sang Tathagata, Yang Mulia, Buddha Yang Tercerahkan Sepenuhnya lahir, maka terdapatlah cahaya cemerlang dari cahaya agung, sinar agung; tidak ada lagi kegelapan dan tanpa penglihatan. Terdapat sebuah penegasan, sebuah Ajaran, sebuah penjelasan, sebuah pernyataan, sebuah pendahuluan, sebuah analisis, sebuah penjelasan mengenai Empat Kebenaran Mulia.’


Post a Comment

Post a Comment