Sebagai Buddha yang abadi, Beliau telah mengenal semua orang dan dengan
menggunakan berbagai cara Beliau telah berusaha untuk meringankan penderitaan
semua makhluk. Buddha Gautama mengetahui sepenuhnya hakekat dunia, namun Beliau
tidak pernah mau mengatakan bahwa dunia ini asli atau palsu, baik atau buruk.
Beliau hanya menunjukkan tentang keadaan dunia sebagaimana adanya. Buddha
Gautama mengajarkan agar setiap orang memelihara akar kebijaksanaan sesuai
dengan watak, perbuatan dan kepercayaan masing-masing. Beliau tidak saja
mengajarkan melalui ucapan, akan tetapi juga melalui perbuatan. Meskipun bentuk
fisik tubuhNya tidak ada akhirnya, namun dalam mengajar umat manusia yang
mendambakan hidup abadi, Beliau menggunakan jalan pembebasan dari kelahiran dan
kematian untuk membangunkan perhatian mereka.
baca ya: adanya penderitaan
baca ya: adanya penderitaan
Sifat Agung Sang Buddha
Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih [maitri/metta] dan Kasih Sayang [karuna]
yang diwujudkan oleh sabda Buddha Gautama,
" Penderitaanmu adalah penderitaanku, dan
kegembiraanmu adalah kegembiraanku." Manusia
adalah pancaran dari semangat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang dapat
menuntunnya kepada Pencerahan Sempurna.
Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu dan
selalu abadi, dimana telah ada dan memancar sejak manusia pertama kalinya
terlahir dalam lingkaran hidup roda samsara yang disebabkan oleh ketidaktahuan
atau kebodohan-batinnya. Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan
melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada
waktu Pangeran Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, Beliau telah
mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang
tidak terbatas, yaitu :
1. Berusaha
menolong semua makhluk.
2. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian.
3. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma.
4. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna.
Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan
kepada semua makhluk dengan menghindarkan diri dari sepuluh tindakan yang
diakibatkan oleh tubuh, ucapan dan pikiran, yaitu
·
Tubuh [kaya] : pembunuhan, pencurian, perbuatan
jinah.
·
Ucapan [vak] : penipuan, pembicaraan fitnah,
pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat.
·
Pikiran [citta] : kemelekatan, niat buruk dan
kepercayaan yang salah.
Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha adalah cinta kasih untuk
kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan
mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka. Bagaikan hujan yang
jatuh tanpa membeda-bedakan, demikianlah Cinta Kasih seorang Buddha. Akan
tetapi terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap,
Sang Buddha akan memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih SayangNya, Sang
Buddha menganjurkan supaya mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka
akan dibimbing dalam melawan kejahatan, hingga tercapai Pencerahan Sempurna.
Sang Buddha adalah ayah dalam kasih sayang dan ibu dalam cinta kasih.
Seorang Buddha memiliki sifat luhur antara lain :
1. Bertingkah laku
baik;
2. Berpandangan hidup luhur;
3. Memiliki kebijaksanaan sempurna;
4. Memiliki kepandaian mengajar yang tiada bandingnya;
5. Memiliki cara menuntun dan membimbing manusia dalam mengamalkan Dharma.
Buddha Gautama memelihara semangatNya yang selalu tenang dan damai dengan
melaksanakan meditasi. Sang Buddha membersihkan pikiran mereka dari kekotoran
bathin dan menganugerahkan mereka kegembiraan dengan semangat tunggal yang
sempurna. Jangkauan pikiran Sang Buddha melampaui jangkauan pikiran manusia
biasa. Dengan kebijaksanaan yang sempurna, Buddha Gautama dapat menghindarkan
diri dari sikap-sikap ekstrim dan prasangka, serta memiliki kesederhanaan. Oleh
karena itu Beliau dapat mengetahui dan mengerti pikiran dan perasaan semua
orang dan dapat melihat yang ada dan yang terjadi di dunia dalam sekejap,
sehingga mendapatkan julukan seorang yang telah Mencapai Pencerahan Sempurna [Sammasam-Buddha] dan Yang Maha Tahu [Sugata].
Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diriNya mampu mengatasi berbagai
masalah didalam berbagai kesempatan yang pada hakekatnya adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan
sebenarnya dari hakekat yang hakiki dari seorang Buddha. Sang Buddha adalah
pelambang dari kesucian, yang tersuci dari semua yang suci. Karena itu, Sang
Buddha adalah Raja Dharma yang agung. Beliau dapat berkhotbah kepada semua
orang, kapanpun dikehendakiNya. Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi
sering terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan
kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan mendengarkan khotbahNya. Bagi mereka
yang mendengarkan khotbahNya, yang dapat mengerti dan menghayati serta
mengamalkan Sifat Agung Sang Buddha akan terbebas dari penderitaan hidup.
Mereka tidak akan dapat tertolong hanya karena mengandalkan kepintarannya
sendiri.
Buddha Gautama bersabda, " Hanya dengan jalan melalui kepercayaan, keyakinanlah,
mereka akan dapat mengikuti ajaranKu. Karena itu setiap orang hendaknya mau
mendengarkan ajaranKu, kemudian menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari."
bacaan selanjutnya: ajaran dharma
bacaan selanjutnya: ajaran dharma
Post a Comment