Kelakuan
Benar dalam Zazen
Adalah merupakan sifat alami manusia untuk senantiasa aktif dan juga sifat alami dari segala sesuatu. Sejauh kita masih hidup, kita selalu melakukan sesuatu.
Tetapi sejauh kita berpikir, 'Aku melakukan ini', atau 'Aku harus melakukan ini', atau 'Aku harus mencapai sesuatu yang istimewa', maka Anda benar-benar tidak melakukan apapun. Apabila kita berputus asa, dimana kita tidak lagi menghendaki apapun, atau ketika Anda tidak berusaha melakukan sesuatu yang istimewa, maka pada saat itu Anda telah melakukan sesuatu. Apabila tidak terdapat suatu gagasan terhadap apa yang Anda lakukan, maka Anda melakukan sesuatu.
Jika seseorang memiliki rasa malu untuk berbuat jahat niscaya sekecil apapun perbuatan yang dilakukan akan disertai kehati-hatian, ia selalu menjaga dengan penuh kewaspadaan agar apapun yang dilakukan tidak membuatnya tercela.
Demikian pula jika seseorang memiliki rasa takut akan akibat dari perbuatan jahat maka segala perbuatan yang dilakukan sekecil apapun akan selalu mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan sehingga pikiran, ucapan dan perbuatannya tidak merugikan siapapun.
Dalam Dhammapada dituliskan akibat dari melakukan kejahatan adalah penderitaan. Buddha bersabda:
“… semua orang takut akan hukuman, semua orang takut akan akan kematian. Setelah membandingkan orang lain dengan dirinya, hendaklah seseorang tidak membunuh atau menyebabkan terjadinya pembunuhan …” “(Dhammapada.129)
Tozan, seorang
mahaguru Zen berkata, "Gunung yang
biru adalah ayahanda dari awan yang putih. Awan yang putih adalah putra dari
gunung yang biru. Sepanjang hari mereka saling berhubungan tanpa timbul
ketergantungan. Awan yang putih tetaplah awan putih, dan gunung yang biru
tetaplah gunung biru." Inilah suatu penafsiran tentang hidup yang
murni dan benar.
"Memberikan domba atau
sapi Anda suatu padang rumput yang besar dan leluasa adalah suatu cara untuk
mengendalikannya."
Post a Comment