Archimedes, (lahir pada tahun 287 SM, Syracuse, Sisilia [Italia] -dibawa 212/211 SM, Syracuse), matematikawan dan penemu paling terkenal di Yunani kuno. Dia adalah putra astronom dan matematikawan bernama Phidias. Selain itu, sangat sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal Archimedes atau keluarganya. Beberapa orang berpendapat bahwa dia adalah milik bangsawan Syracuse, dan bahwa keluarganya berhubungan dengan Hiero II, Raja Syracuse.
Archimedes mungkin menghabiskan beberapa waktu di Mesir di awal karirnya, tapi dia tinggal di sebagian besar hidupnya di Syracuse, negara bagian utama Yunani di Sisilia, di mana dia berhubungan intim dengan rajanya, Hieron II. Archimedes mempublikasikan karya-karyanya dalam bentuk korespondensi dengan matematikawan utama pada masanya, termasuk ilmuwan Aleksandria, Conon of Samos dan Eratosthenes of Cyrene. Dia memainkan peran penting dalam pertahanan Syracuse melawan pengepungan yang dilakukan oleh Romawi pada tahun 213 SM dengan membangun mesin perang yang sangat efektif sehingga mereka menunda tertundanya kota tersebut. Ketika Syracuse akhirnya jatuh ke jenderal Romawi Marcus Claudius Marcellus pada musim gugur 212 atau musim semi tahun 211 SM, Archimedes terbunuh di dalam karung kota.
Archimedes adalah orang pertama yang memperkenalkan infinitesimals, dasar kalkulus. Dia menggambarkan perkembangan geometris tak terbatas pertama, menghitung luas dan volume bola dan luas segmen parabola, menemukan sistem angka posisional, menciptakan bidang statika dan hidrostatika, menemukan hukum dari tuas, daya apung, kesetimbangan cairan, kepadatan , pusat gravitasi, dll.
Archimedes juga menemukan pompa spiral (masih banyak digunakan untuk irigasi di banyak negara) serta mesin perang seperti ketapel yang diperbaiki, meriam sinar berdasarkan sinar matahari terfokus, crane darat berbasis untuk mengangkat dan menenggelamkan kapal penyerang, dll.
The EUREKA Story
Pada zaman dahulu, Raja Hieron II pernah meminta kepada ahli emas untuk membuatkan mahkota yang terbuat dari emas murni (tanpa campuran logam), setelah mahkota tersebut dibuat, Raja Hieron II menerimanya. Namun, Raja Hieron II merasa curiga apakah Mahkota tersebut benar benar terbuat dari emas murni atau telah tercampur oleh logam. Pada zaman itu, Archimedes terkenal sebagai ilmuwan sehingga Raja Hieron II menyuruh Archimedes untuk mengecek keaslian mahkota tersebut tanpa merusaknya.
Meskipun demikian, Archimedes tidak dapat melaksanakan tugas dari Raja tersebut dengan mudah, Archimedes bahkan berpikir berkali - kali bagaimana caranya untuk mengecek keaslian mahkota tanpa merusaknya tetapi Archimedes belum menemukan jawabannya, Pada suatu saat Archimedes berendam di pemandian umum untuk menyegarkan kepalanya yang panas karena terlalu banyak berpikir.
Ia melihat sebagian air bak mandi tumpah. Karena penasaran, Archimedes keluar dari bak mandi dan ia melihat level air menurun. Kemudian, ia kembali menceburkan dirinya ke air dan ia melihat level air menaik, Ia mencoba mencelupkan tangannya kedalam bak mandi dan ia melihat tangannya mengapung, dari peristiwa tersebut, Akhirnya ia menemukan ide bagaimana cara mengecek keaslian mahkota tersebut. Ia pulang kerumah tanpa mengenakan Pakaian sedikitpun di sepanjang Jalan Syracuse sambil berteriak.
Setelah ia pulang kerumah, Akhirnya, ia membuat hukum Archimedes (hukum gaya apung). Setelah menemukkan jawabannya, Ia kembali menemui sang raja untuk siap menunjukkan keaslian mahkota tersebut, Ia mencoba mengukur Emas Murni yang beratnya sama dengan mahkota tersebut dengan caranya menceburkannya kedalam air, dan Ia mengukur volume air yang tumpah tersebut. Setelah itu, ia mengukur Mahkota tersebut dengan cara yang sama, dan Ia mengukur volume air yang tumpah tersebut. Ternyata, volume air tersebut yang tumpah ketika diceburkannya Mahkota tersebut ke dalam air tidak sesuai dengan volume air yang tumpah ketika diceburkannya Emas Murni tersebut ke dalam air. Akhirnya, Ia menyimpulkan bahwa Mahkota tersebut tidak asli atau sudah dicampur dengan logam lainnya."Eureka (sudah kutemukan)""Eureka (sudah kutemukan)"
Mendengar pernyataan tersebut, Raja Hieron II sangat marah dan memanggil tukang pembuat mahkota tersebut dan berkata bahwa tukang pembuat mahkota tersebut telah berbohong kepada Raja sehingga Raja memutuskan untuk melakukan hukuman mati kepada tukang pembuat mahkota tersebut dengan cara dipancung.
Hukum Archimides
Hukum archimedes memberikan pemahaman kepada kita tentang tekanan yang terjadi pada benda yang diletakan pada zat cair. Hukum archimedes ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Yunani pada tahun 187-212 SM yang bernama Archimedes. Archimedes adalah seorang penemu dan ahli matematika dari Yunani yang terkenal sebagai penemu hukum hidrostatika atau yang sering disebut Hukum Archimedes.
Pada saat kita berjalan atau berlari di dalam air, kita tentunya akan merasakan bahwa langkah kita lebih berat dibandingkan jika kitamelangkah di tempat biasa. Gejala ini disebabkan adanya tekanan dari zat cair. Pengamatan ini memunculkan sebuah hukum yang dikenal Hukum , yaitu :
"Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya yang disebut gaya apung (gaya ke atas) sebesar berat zat cair yang dipindahkannya”Akibat adanya gaya apung, berat benda dalam zat cair akan berkurang. Benda yang diangkat dalam zat cair akan terasa lebih ringan dibandingkan diangkat di darat. Jadi, telah jelas bahwa berat benda seakan berkurang bila benda dimasukkan ke dalam air. Hal itu karena adanya gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima benda. Dengan demikian maka resultan gaya antara gaya berat dengan gaya ke atas merupakan berat benda dalam air. Selanjutnya berat disebut dengan berat semu yaitu berat benda tidak sebenarnya karena benda berada dalam zat cair. Benda dalam air diberi simbol WS.
Hubungan antara berat benda di udara (W), gaya ke atas (Fa) dan berat semu (Ws) adalah :
Ws = W-Fa
Keterangan:
Ws = berat benda dalam zat cair (Kg⋅m/s2)
W = berat benda sebenarnya (Kg⋅m/s2)
Fa = gaya apung (N)
dan besarnya gaya apung (Fa) dirumuskan sebagai berikut : Fa = ρcair Vb g
Penerapan Hukum Archimedes Dalam Bidang Teknik
Penerapan Hukum Archimedes dalam bidang teknik adalah sebagai berikut;
a) Kran otomatis pada penampungan air
Jika di rumah kita menggunakan mesin pompa air, maka dapat kita lihat bahwa tangki penampungnya harus diletakkan pada ketinggian tertentu. Tujuannya adalah agar diperoleh tekanan besar untuk mengalirkan air. Dalam tangki tersebut terdapat pelampung yang berfungsi sebagai kran otomatis. Kran ini dibuat mengapung di air sehingga ia akan bergerak naik seiring dengan ketinggian air. Ketika air kosong, pelampung akan membuka kran untuk mengalirkan air. Sebaliknya, jika tangki sudah terisi penuh, pelampung akan membuat kran tertutup sehingga secara otomatis kran tertutup.
b) Kapal selam
Pada kapal selam terdapat tangki yang jika di darat ia terisi udara sehingga ia dapat mengapung di permukaan air. Ketika kapal dimasukkan ke dalam air, tangki ini akan terisi air sehingga kapal dapat menyelam.
c) Hidrometer
Post a Comment