Makhluk hidup tidak terbatas
jumlahnya, dalam berbagai sutra di Mahayana Sang Buddha mengatakan bahwa
terdapat 84.000 jenis makhluk hidup , sehingga dengan bijaksana Sang Buddha
juga mengajarkan 84.000 Pintu Dharma untuk mengatasi 84.000 jenis penderitaan
makhluk hidup.
Secara garis besar dapat
dikelompokkan adanya Enam Alam Kehidupan di mana suatu makhluk dapat dilahirkan
kembali sesudah kematian, yaitu terdiri dari alam kehidupan dewa, semi-dewa,
manusia, binatang, hantu kelaparan dan neraka. Ini adalah pengelompokan secara
umum dan di antara setiap kelompok tersebut, masih terdapat banyak
sub-kelompok. Enam alam kehidupan tersebut terdiri dari tiga alam kehidupan
yang boleh dikatakan alam kehidupan yang relatif bahagia, dan tiga lainnya
adalah kehidupan yang relatif sengsara. Alam kehidupan dewa, semi-dewa dan
manusia dapat dipertimbangkan lebih bahagia dan kurang menderita. Sedangkan
alam kehidupan binatang, hantu kelaparan dan neraka dipertimbangkan relatif
sengsara, karena kehidupan di alam tersebut lebih banyak menderita karena
ketakutan, kelaparan, kehausan, kepanasan, kedinginan dan kesakitan.
Perincian lebih detail dari
alam-alam kehidupan tersebut, dapat ditemui adanya 31 Alam Kehidupan, yaitu :
I. KAMA-BHUMI;
makhluk-makhluknya masih terikat dengan inderawi; terdiri dari :
A. APAYA-BHUMI (Alam Menyedihkan) :
1. Niraya Bhumi (Alam Neraka)
2. Tiracchana Bhumi (Alam Binatang)
3. Peta Bhumi (Alam Setan)
4. Asurakaya Bhumi (Alam Raksasa)
B. KAMASUGATI-BHUMI (Alam Sugati)
5. Manussa Bhumi (Alam Manusia)
6. Catummaharajika Bhumi (Alam Empat Dewa Raja)
7. Tavatimsa Bhumi (Alam TigaPuluhTiga Dewa)
8. Yama Bhumi (Alam Dewa Yama)
9. Tusita Bhumi (Alam Kenikmatan )
10. Nimmanarati Bhumi (Alam Dewa Yang Menikmati Ciptaannya)
11. Paranimmita-vasavatti Bhumi (Alam Dewa Yang Membantu
Sempurnakan Ciptaan Dewa-dewa Lainnya)
II. RUPAVACARA BHUMI; makhluk-makhluk yang mempunyai Rupa Jhana yaitu
tempat tinggalnya Rupa-Brahma
C. PATHAMAJHANA-BHUMI (Alam Kehidupan Jhana Pertama)
12. Brahmaparisajja Bhumi (Alam Pengikut Brahmana)
13. Brahmapurohita Bhumi (Alam Menteri Brahmana)
14. Mahabrahma Bhumi (Alam Brahma Yang Agung)
D. DUTIYAJHANA BHUMI (Alam Kehidupan Jhana Kedua)
15. Parittabha Bhumi (Alam Brahma Kurang Cahaya)
16. Appamanabha Bhumi (Alam Brahma Tak Terbatas Cahayanya)
17. Abhassara Bhumi (Alam Brahma Yang Gemerlapan Cahayanya)
E. TATIYAJHANA BHUMI (Alam Kehidupan Jhana Ketiga)
18. Parittasubha Bhumi (Brahma Yang Kurang Auranya)
19. Appamanasubha Bhumi (Brahma Yang Tak Terbatas Auranya)
20. Sukhakinha Bhumi (Brahma Yang Auranya Penuh dan Tetap)
F. CATUTTHA JHANA BHUMI (Alam Kehidupan Jhana Keempat)
21. Vehapphala Bhumi (Brahma Yang Besar Pahalanya)
22. Asannasatta Bhumi (Brahma Yang Kosong Dari Kesadaran / Tidak
Bergerak)
SUDDHAVASA BHUMI ; Alam
Kehidupan Yang Murni Dihuni Oleh Para Anagami)
23. Aviha Bhumi (Alam Brahma Yang Tidak Bergerak)
24. Atappa Bhumi (Alam Brahma Yang Suci)
25. Sudassa Bhumi (Alam Brahma Yang Indah)
26. Sudassi Bhumi (Alam Brahma Yang Berpandangan Terang)
27. Akamittha Bhumi (Alam Brahma Yang Luhur)
G. ARUPAVACARA BHUMI (Alam Makhluk Yang Mempunyai Arupa; Arupa Brahma)
28. Akasavancayatana Bhumi (Alam Konsepsi Ruangan Tanpa Batas)
29. Vinnanancayatama Bhumi (Alam Yang Dalam Keadaan Konsepsi Kesadaran
Tanpa Batas)
30. Akincannayatana Bhumi (Alam Yang Dalam Keadaan Konsepsi
Sunyata/Kekosongan)
31. Nevasannasanna-yatana Bhumi (Alam Yang Dalam Keadaan Bukan
Pencerapan ataupun Bukan Tanpa Pencerapan)
Sebagai manusia yang terlahir di
Alam Manusia, maka kita sebenarnya pernah dilahirkan dalam 26 Alam Kehidupan di
luar 5 Alam Kehidupan Suddhavasa karena
alam tersebut khusus untuk para Anagami
yang akan menjadi Arahat. Sedangkan Nirvana adalah di luar dari 31 Alam
tersebut di atas.
Ajaran Sang Buddha tidak
dipengaruhi oleh ada atau tidaknya kepercayaan terhadap alam-alam kehidupan
tersebut. Demikian juga kita tidak terikat untuk harus secara mutlak menolak
adanya berbagai alam kehidupan tersebut hanya karena keterbatasan pengetahuan
yang kita miliki. Namun secara umum dapat disimpulkan bahwa semua perbuatan
yang baik, seperti tingkah-laku baik, kebajikan dan perkembangan mental
merupakan penyebab kelahiran kembali di alam yang relatif bahagia, yaitu alam
dewa, semi-dewa dan manusia. Sebaliknya semua perbuatan yang tercela, seperti
tingkah-laku yang tidak bermoral, sifat iri hati dan kekejaman menyebabkan
kelahiran kembali di alam yang relatif kurang bahagia yaitu alam binatang,
hantu kelaparan dan neraka.
Kita tidaklah perlu menunggu
sampai dilahirkan kembali untuk membayangkan seperti apa keberadaan alam
kehidupan lainnya tersebut. Sebagai contoh, apabila seseorang sedang bahagia
atau merasa damai tenteram, maka dia akan merasakan kehidupan seperti dengan
alam kehidupan para dewa. Jika seseorang hanya mengikuti insting pokoknya
dimana hidupnya hanya makan, tidur dan kebutuhan biologis, maka kehidupannya
tidaklah jauh berbeda dengan kehidupan alam binatang. Demikian juga apabila
seseorang diliputi oleh rasa takut, sakit, disiksa atau dibunuh dalam kehidupan
ini, maka kehidupannya adalah menderita yang dapat disamakan dengan kehidupan
di neraka.
Dari Enam Alam Kehidupan yang
pokok tersebut, dapat dipertimbangkan bahwa Alam Kehidupan Manusia yang paling
bernilai. Dalam Alam Kehidupan Manusia terdapat kondisi yang lebih baik untuk
mencapai Nirvana. Secara umum, pada
alam-alam kehidupan yang kurang bahagia, keberadaan suatu makhluk sangatlah
menderita dan kebodohan-batin sangatlah besar, sehingga mereka tidak dapat
mengenali Kebenaran dan mengikuti jalan untuk mencapai Kebebasan. Demikian juga
kehidupan dalam alam dewa dan semi-dewa mengalami banyak kebahagiaan memiliki
banyak perhatian, sehingga mereka tidak memikirkan kelahiran kembali sampai hal
tersebut menjadi terlambat, yang akhirnya mereka akan dilahirkan kembali di
salah satu alam yang lebih rendah. Dalam alam kehidupan manusia, bagaimanapun
manusia dapat mengalami kebahagiaan dan penderitaan. Manusia memiliki
kecerdasan untuk mengenali Kebenaran dan mengikuti jalan untuk mencapai
kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian. Sehingga sangatlah beruntung
bagi kita dilahirkan sebagai manusia, dan hendaknya selalu diingat bahwa
penyebab utama kelahiran di alam kehidupan ini karena tingkah laku kita yang
baik pada kehidupan sebelumnya.
Post a Comment