JASMERAH: 'Jangan sekali-kali melupakan/meninggalkan sejarah'.
Bung Karno pernah berkata 'JasMerah', sebuah pesan untuk jangan sekali kali melupakan sejarah. Termasuk sejarah kronologi tragedi G30S-PKI
Hari ini 55 tahun lalu, tepatnya 30 September 1965, terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama Gerakan 30 September PKI ( G30S/PKI). Hari ini dicatat sebagai tragedi G30S/PKI yang disebut-sebut salah satu sejarah kelam bangsa Indonesia. Banyak korban yang harus berguguran ditengah tragedi ini. Namun, tentu saja tidak ada kematian yang sia sia, saat serta membawa nama bangsa Indonesia begitu juga dengan kematian pahlawan kita di tanggal 30 September.
Sejarah perkembangan brutal dan biadabnya komunis di Indonesia adalah bagian kelam bangsa ini. Melalui Partai Komunis Indonesia (PKI), sejarah gelap berdarah-darahnya rakyat dan TNI menjadi saksi hitam berbahayanya aliran komunisme.
Jangan bilang PKI tidak bersalah. Peristiwa Madiun 1948 itu ulah biadab PKI. Dan betapa pahitnya omongan Aidit yang bilang ulama itu tanpa kerjaan, kitabnya yang banyak, yang bisa buat bendung kali Ciliwung tidak berguna, Indonesia tak butuh ulama.
Sejarah perlu dipahami secara utuh dan berkesinambungan. Pemahaman sejarah yang hanya dengan membaca potongan-potongan fragmen, sementara sebagian fragmen telah dipenggal dan ditutup-tutupi, akan melahirkan pemahaman menyimpang. Tidak hanya itu, bahkan bisa memutarbalikkan fakta dalam peristiwa. Hal itu terjadi di tengah bangsa ini dalam memahami sejarah pemberontakan PKI.
Dalam pandangan sejarah kontemporer yang tidak benar, PKI hanya dianggap membuat maneuver hanya tahun 1965. Itu pun juga tidak sepenuhnya diakui, sebab peristiwa berdarah itu dianggap hanya manuver TNI Angkatan Darat. Kemudian dibuat kesimpulan bahwa PKI tidak pernah melakukan petualangan politik. Mereka dianggap sebagai korban konspirasi dari TNI AD dan ormas Islam anti PKI seperti NU dll.
Mengutip dari kata-kata Sukarno yaitu “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Dari kalimat tersebut bisa disimpulkan bahwa sesama bangsa Indonesia haruslah gotong royong dalam menjaga NKRI supaya sesuai dengan Pancasila pada sila ke-3, Persatuan Indonesia. Hindarilah memperebutkan kekuasaan dengan cara yang tidak benar dan tidak sesuai dengan norma-norma Pancasila.
Post a Comment